BESAUM KE PENEMU NGEMANSANG KE MENUA BALA KABAN KITAI KETUNGAU NYADI KESUTIK TUJU

Jumat, 27 Agustus 2010

Asal Usul Batu Kelingkang


Batu kelingkang sendiri berada di kawasan puncak bukit bugau yang masuk dalam wilayah ketemenggungan bugau. Ketemenggungan bugau merupakan wilayah yang berada di wilayah  administratif kecamatan ketungau hulu kabupaten sintang yang secara geografis berbatasan langsung dengan Sarawak-malaysia.

Batu Kelingkang
Kelingkang dalam bahasa local masyarakat dayak bugau merupakan sebuah tempat untuk menyimpan sesajian ketika melangsungkan ritual-ritual adat, bahan untuk membuat kelingkang sendiri biasanya berasal dari rotan yang kemudian di buat menjadi sebuah anyaman yang berbentuk seperti sebuah kotak persegi empat.

Awal mula terjadinya batu kelingkang ketika para Buah Kana (para leluhur atau nenek moyang menurut masyarakat dayak bugau) melangsungkan sebuah kegiatan ritual adat di kawasan bukit bugau yang pada saat itu merupakan tempat berladang serta kampung bagi para leluhur. Ritual adat yang dilaksanakan oleh para Buah Kana yakni seperti Keling, kumang dan Ijau (nama para leluhur yang di sebut buah kana), akan melangsungkan ritual tersebut setelah musim panen padi selesai. Ritual adat yang dilaksanakan merupakan bagian dari rasa ungkapan syukur kepada Betara (sang pencipta), kemudian sebagai bagian untuk mengingatkan kepada semua makhluk di bumi agar tetap memelihara dan melestarikan alam beserta isinya supaya sang Betara tidak murka. Para leluhur dayak bugau atau buah kana ketika melangsungkan ritual tersebut  akan makan, minum dan berpesta-pora bersama-sama untuk menikmati hasil yang telah di dapat. Dalam ritual itu para buah kana  kemudian mengundang para penghuni alam ini mulai dari para Antu (makhluk halus) sampai para binatang baik yang di air, darat maupun udara untuk datang ke bukit bugau yang menjadi tempat acara ritual adat. Ketika sedang berpesta pora bersama salah satu para leluhur yakni Ijau memanggil kodok untuk makan dan minum Beram (minuman local dayak yang terbuat dari beras ketan) serta bejuget (bergoyang) bersama yang kemudian di ikuti oleh para makhluk yang lain-nya, ketika binatang kodok dan Ijau sedang bergoyang bersama tiba-tiba cuaca berubah buruk dan petir serta kilat muncul yang kemudian menyambar sebuah kelingkang yang menjadi tempat menyimpan sesajian dalam acara tersebut yang kemudian menjadi batu. Menurut keyakinan masyarakat dayak bugau pada zaman dulu bahwa binatang kodok sangat pamali (larangan) untuk di olok-olok apalagi sampai di bawa bergoyang sehingga hal tersebutlah yang menimbulkan petir dan kilat yang menyambar kelingkang tersebut menjadi sebuah bongkahan batu. Bongkahan batu yang ada di tempat ritual itulah yang di sebut sebagai batu kelingkang, karena memang berbentuk sebuah kelingkang.

Sampai saat ini batu kelingkang yang ada di bukit bugau tersebut menjadi sebuah tempat yang di anggap keramat oleh masyarakat dayak dan setiap setiap tahun-nya rutin di laksanakan ritual adat di tempat tersebut oleh ketemenggungan bugau.

Rabu, 24 Maret 2010

KAMPUNG NYELAWAI BERDIRI SEBATANG KARA

Dusun Nyelawai merupakan salah satu dari wilayah administratif desa sungai Bugau Rentong kecamatan ketungau hulu. Untuk menuju dusun ini bisa melewati jalan poros kabupaten yang menuju ke pusat desa sungai bugau rentong dengan menggunakan sepeda motor setelah di lanjutkan dengan melewati jalan setapak dengan berjalan kaki sekitar 1 jam setengah, karena memang belum ada jalan yang bisa di lewati untuk sepeda motor masuk kesana. jalur lain bisa melewati desa sungai pisau sekitar 3 sampai 4 jam berjalan kaki melewati hutan masyarakat adat maupun bekas ladang, karet lokal  serta tembawai masyarakat. Dusun nyelawai berjarak sekitar 19 km dari ibu kota kecamatan ketungau hulu senaning, sampai awal tahun 2010 ada sekitar 74 kk penduduk yang mendiami dusun ini.Mayoritas masyarakatnya bekerja sebagai peladang (beuma),menoreh karet dan ada yang mengadu nasib ke serawak malaysia bekerja baik sebagai pembantu rumah tangga maupun bekerja di perkebunan karet serta sawit.

ketika daerah lainnya sedang gencar-gencarnya membangun desa ataupun dusunnya baik karena memang ada program dari pemerintah maupun bantuan dari anggaran dana desa (ADD), tetapi yang terjadi di dusun yang berdekatan langsung dengan bukit bugau ini malah sebaliknya,seakan-akan masyarakat di dusun nyelawai di anak tirikan dan terpinggirkan dari pembangunan baik itu infrstruktur jalan yang selama ini harapkan masyarakat maupun yang lainnya.padahal jarak dusun ini dengan pusat desa  hanya sekitar 5 km.jika kita melihat dari anggaran dana desa yang ada saat ini yang hampir 100 jutaan, bisa saja pihak desa mengalokasikan dana tersebut beberapa persen saja untuk  membangun infrastruktur jalan menuju dusun nyelawai,tetapi menurut penuturan masyarakat disana memang dari pihak desa maupun kecamatan tidak sama sekali terhadap pembangunan di daerah mereka.Bahkan pernah mereka mengusulkan kepada pihak perusahaan sawit untuk membuka jalan, pihak perusahaan menyanggupi untuk membuka jalan secara cuma-cuma dari desa sungai pisau menuju dusun nyelawai, setelah datang yang kedua kalinya pihak perusahaan menyatakan akan membuka jalan tetapi kiri-kanan jalan sepanjang 60 meter akan menjadi milik perusahaan, masyarakat nyelawai heran sekali dengan pernyataan pihak perusahaan, mereka sadar telah di tipu pihak perusahaan sawit tersebut, akhirnya mereka menolak keinginan perusahaan tersebut maupun pembukaan jalan. 

kenyataan pahit lainnya yang harus dialami oleh masyarakat dusun nyelawai selama bertahun-tahun yakni tentang kondisi sarana dan prasarana pendidikan. menurut salah satu penuturan guru honorer di sana yakni bapak Marjitu bahwa pembangunan 1 lokal gedung sekolah secara swadaya dari masyarakat sejak tahun 1992 sampai saat ini masih berstatus swasta dan untuk pengajarnya juga masih honorer semua. pernah masyarakat mengusulkan baik itu guru yang berstatus PNS maupun status sekolah ke pihak desa serta kecamatan tetapi tidak pernah di tanggapi sampai saat ini. jika di lihat komposisi jumlah murid yang hampir 90-an bahkan hampir sama dengan jumlah murid yang ada di sekolah induk pusat desa mereka.

fakta-fakta yang terjadi di masyarakat dusun nyelawai tersebut merupakan sekian banyak dari permasalahan yang terjadi di setiap daerah perbatasan, yang tentunya harus menjadi bahan kritisi dan tindakan kongkret dari pemerintah kita saat ini.daerah perbatasan yang menjadi garda terdepan bangsa ini seharusnya menjadi program khusus dalam percepatan pembangunan.ketika pembangunan yang tidak tepat pada sasaran dan tujuan maka akan menimbulkan ketimpangan sebuah pembangunan.oleh karena itu tentu memerlukan komitmen dan kekompakan kita semua baik itu pemerintah maupun masyarakat agar apa yang menjadi program pembangunan dapat di sinergikan dengan aspirasi masyarakat sehingga pada akhirnya menjadi satu kesatuan yang tepatguna dengan tujuannya. 

Kamis, 25 Februari 2010

17-an di wilayah perbatasan ketungau hulu

Perjalanan menuju Kecamatan Ketungau Hulu, kecamatan yang beberapa wilayahnya berbatasan langsung dengan Malaysia, kian mudah dilakukan. Hal ini terdukung oleh sarana jalan yang terus dibenahi, sejalan dengan keberadaan unit pemeliharaan jalan dan jembatan (UPJJ). Sebelumnya perjalanan ke perbatasan harus ditempuh selama kurang lebih 6-7 jam dalam kondisi hari terang. Kini, perjalanan ke Senaning ibu kota Kecamatan Ketungau Hulu, bisa dilakukan dalam waktu 4 jam saja. Namun jangan ditanya bila musim hujan tiba, karena perjalanan ke kecamatan perbatasan, butuh waktu belasan jam.

Dalam rangka menutup rangkaian HUT RI ke 64 di Kecamatan Ketungau Tengah, iringan-iringan mobil rombongan bupati hanya memerlukan waktu sekitar 4 jam. Rombongan berangkat dari pendopo kediaman bupati sekitar pukul 10.30 Wib. Setelah beberapa kali beristirahat sekitar pukul 16.00 Wib, rombongan telah memasuki Kecamatan Ketungau Hulu, dan disambut dengan adat setempat.Usai acara penyambutan, bupati dan rombongan langsung dibawa ke lapanga Dwikora. Di lapangan tersebut tengah berlangsung pertandingan final sepak bola, antara kesebelasan Desa Jasa dan Mitra Perkasa Desa Senaning. Hingga permainan usai, kedua kesebelasan tidak bisa membobol gawang lawan. Setelah wasit melakukan penambahan waktu selama 2 kali 15 menit, melalui tendangan Wiliam pemain asal Desa Jasa, gawang Mitra Perkasa bisa dibobol. Kedudukan pun menjadi 1- 0, untuk kesebelasan Desa Jasa, hingga akhir pertandingan.Acara di lapangan Dwikora, selanjutnya dimulai pukul 20.00 Wib. Ribuan masyarakat memadati lapangan, dihibur dengan berbagai tarian daerah dan penampilan siswa-siswi SD, SMP dan SMA setempat. Selain itu, panitia juga menjadikan malam puncak peringatan HUT RI ke 64, sebagai ajang pembagian hadiah dari berbagai perlombaan yang digelar. Antara lain bola voli, sepak bola. Sepak takraw, cerdas cermat, dasa wisma dan lomba menyanyikan lagu perjuangan.

Malam itu, bupati juga didaulat menyerahkan piagam penghargaan kepada pasukan pengibar bendera Kecamatan Senaning. Masyarakat juga dihibur dengan penampilan 2 artis lokal. Bupati didaulat melantunkan dua lagu dan berjoget dengan masyarakat. Suasana nampak meriah, meskipun gerimis turun ke bumi. Sekitar pukul 23.00 malam, rombongan bupati kembali bergerak menuju Sintang. Kali ini perjalanan menuju Sintang memerlukan waktu lebih lama. Pasalnya, hujan telah membasahi jalan dan menyebabkan jalan menjadi licin. Derik rem mobil dan goyangan ban yang seolah mencari pegangan tanah keras di beberapa titik jalan, mewarnai perjalanan kami malam itu. Pelan namun pasti, akhirnya sekitar pukul 04.00 dini hari, rombongan tiba kembali di Sintang.

MUSDAT agar bisa suarakan aspirasi masyarakat ketungau hulu

SENANING-Para tumenggung, ketua adat, kepala desa dan tokoh adat masyarakat dari 18 desa dan dusun yang ada di Kecamatan Ketungau berkumpul di Senaning guna mengikuti musyawarah adat Dewan Adat Dayak. Musdat yang dilaksanakan di Gedung Serbaguna ini, dibuka Bupati Sintang Drs Milton Crosby M Si, (3/2) lalu.
Kainan, ketua panitia menjelaskan bahwa peserta musdat yang berjumlah 60 orang, akan membahas AD/ART DAD, memilih pengurus DAD periode 2010-2013, dan merencanakan program kerja. “Kami berharap dengan musdat ini dan adanya ketua baru ke depanya organisasi DAD di Kecamatan Ketungau Hulu semakin berwibawa dan mampu berperan dalam baik dalam melindungi masyarakat adat dan menegakan hukum adat,” tegas Kainan.
Pj Ketua DAD Ketungau Hulu Yoel Marwan, SH mengatakan masyarakat adat merupakan bagian integral dari NKRI yang keberadaanya harus dijaga dan dipelihara. “Masyarakat adat tidak terlepas dari hukum adat dan hukum adat hidup ditengah masyarakat adat yang mempunyai hak untuk hidup dan berkembang,” sambungnya..
Camat Ketungau Hulu Gambang, S Sos berharap dengan musdat tersebut, DAD Ketungau Hulu bisa menyusun program kerja yang efektif  dan produktif di masa yang akan datang sehingga bisa menunjukkan eksistensi DAD dengan terus bergerak dan menjalankan tugas dengan baik.
“Saya berharap DAD bisa terus menyuarakan kepentingan masyarakat adat demi keadilan dan kesejahteraan. Kita juga harus mengangkat berbagai kearifan dan budaya lokal. DAD merupakan mitra strategis pemerintah kecamatan dalam pembangunan masyarakat,” katanya.
Sekretaris Umum DAD Kabupaten Sintang Drs Askiman, MM mengungkapkan selama ini Pemkab Sintang sudah banyak membantu kinerja DAD Kabupaten Sintang sehingga bisa melaksanakan dan mengikuti gawai Dayak tingkat kabupaten, propinsi dan nasional. “Selama ini kepentingan masyarakat adat selalu mendapatkan dukungan dari Pemkab Sintang dan DPRD Sintang. Kita akan terus dorong agar DAD di kecamatan bisa menggali seluas-luasnya potensi hukum adat dan berupaya agar hukum adat yang ada bisa dibukukan agar tidak hilang,” terang Askiman.
Sementara Bupati Sintang mengungkapkan fakta sejarah dunia yang mencatat ada dua suku yang sudah hilang yakni suku Inca dan Maya. “Jangan sampai Suku Dayak seperti itu, maka mari kita bangun kebersamaan dan persatuan, menggali nilai seni budaya serta menjaga dan melestarikannya,” harapnya.
Milton menyarankan agar hukum adat yang ada bisa dibukukan agar tidak hilang dan tetap eksis. Saya juga mendorong agar nilai seni seperti Janeh, Kana dan nyanyian adat lainnya bisa direkam dan didokumentasikan. “enda cagar seni seperti Kelaik dari Kayan, perisai hiasan dan gendang dari Belebuk bisa terus diproduksi” jelas.
Usai membuka musdat, Bupati Sintang melanjutkan kegiatannya di Desa Sungai Seria guna mengadakan tatap muka dengan masyarakat di Balai Desa setempat. Usai acara tatap muka, Bupati Sintang langsung kembali pulang ke Sintang.
Sementara dua acara lainnya dilanjutkan rombongan lainnya yakni penanaman perdana bibit karet oleh Kepala Dinas Pekerjaan Umum, Sekretaris Dinsosnakertrans, Sekretaris Kecamatan Ketungau Hulu, dan  Kasat Pol PP. Bibit karet merupakan bantuan dari program P2WP dari Kementerian Pembangunan Daerah Tertinggal yang berjumlah 50 ribu bibit karet.
Penancapan tiang pertama pembangunan Gedung Taman Kanak-Kanak dilaksanakan oleh Kepala Dinas Pekerjaan Umum Drs. Ignatius Juan, MM. Biaya pembangunan TK tersebut bersumber dari dana PNPM-MP  sebesar 90 juta. Menurut Kepala Desa Sungai Seria D. Kelemen, Gedung TK nantinya berukuran 6,5 x 18 meter  yang terbagi 3 lokal.

Gawai dayak kab sintang

Hari kedua pelaksanaan Gawai Adat Dayak Kabupaten Sintang Tahun 2008 digelar berbagai kegiatan. Menariknya, ketika dilaksanakan rapat Dewan Adat Dayak (DAD) se-Kabupaten Sintang, terlontar kesepakatan untuk menggelar Musyawarah Adat (Musdat) hari ini, Sabtu (28/6).
Diantara kegiatan yang digelar, yaitu pangkak gasing dan melukis dengan motif adat Dayak. Sementara pada malam harinya, dilangsungkan babak penyisihan Pemilihan Bujang Dara Gawai Adat Dayak Kabupaten Sintang 2008 serta perlombaan tari-tarian. “Berbagai kegiatan telah kita laksanakan. Malam ini ( kemarin malam, red) akan dilaksanakan penutupan oleh Bapak Bupati. Hasil rapat pengurus DAD tadi menelorkan sebuah hasil, yaitu akan dilaksanakan Musdat pada besok (hari ini, Sabtu, red). Musdat kali ini akan diketuai Drs Mikail Abeng MM dengan Sekretaris Pelaksana Fransiskus SH,” ungkap Drs Askiman MM, Ketua Pelaksanaan Gawai Adat Dayak.
Kesepakatan untuk melaksanakan Musdat Dayak Kabupaten Sintang hari ini, rencananya akan dilangsungkan di Ruang Sidang Utama Gedung DPRD Kabupaten Sintang. Musdat itu kata Askiman, diantaranya membahas berbagai persoalan dan mengatur program DAD Kabupaten Sintang ke depan. Hal ini demi kemajuan dan kemandirian, termasuk penyegaraan kepengurusan. “Banyak persoalan dan permasalahan yang akan dibahas. Hal itu dilaksanakan demi untuk kemajuan dan kelanggengan budaya yang ada di suku Dayak agar tidak punah karena derasnya arus globalisasi. Bahkan, juga akan dilaksanakan penyegaran jajaran kepengurusan,” paparnya.
Sementara di Gedung Indoor Apang Semangai sedang dilangsungkan lomba melukis dengan motif Dayak. Yosef salah satu peserta dari Kecamatan Ketungau Hulu, Kabupaten Sintang terlihat sedang seksama mewarnai lembaran kertas yang dijadikan kanvas untuk melukis. Remaja ini mengenakan baju khas Dayak dengan Mandau terselip dipinggangnya. Ia menamai lukisannya dengan judul Pakis Muda. “Mudah-mudahan bisa berhasil. Lukisan ini namanya Pakis Muda. Sesuai dengan khas orang Ketungau Hulu,” ujarnya pendek.
Selain itu, didalam bangunan Gedung Indoor kesibukan mulai terlihat. Para panitia sedang melakukan persiapan untuk acara penutupan. Malam penutupan diperkirakan akan berlangsung semarak dan meriah, karena akan menyajikan tari-tarian dari 14 kecamatan yang ada di Kabupaten Sintang.

Pembangunan kawasan perbatasan jasa ketungau hulu masih minim

Di Kalimantan Barat, ada lima kabupaten yang wilayahnya berbatasan langsung dengan Malaysia. Yaitu, Sambas, Bengkayang, Sanggau, Sintang dan Kapuas Hulu. Dua daerah yang berbatasan langsung dengan Malaysia, dipastikan akan mempunyai border atau pintu perbatasan yang dibangun pada 2010. Yaitu, Aruk dan Jagoi Babang, masing-masinng di Kabupaten Sambas dan Bengkayang. Sedangkan dua kabupaten lain, Sintang dan Kapuas Hulu baru direncanakan akan dibuatkan pintu perbatasan pada tahun 2012. Satu daerah perbatasan, Entikong telah dibuatkan pintu masuk beberapa tahun belakangan ini.
“Salah satu syarat yang harus dipenuhi adalah, pemerintah daerah harus menyiapkan dan membebaskan lahan kurang lebih seluas 100 Ha,” kata Jakius.
Sedangkan tentang penentuan titik nol yang akan menjadi penentuan awal letak pembangunan perbatasan, pembicaraannya dilakukan oleh dua negara. Dalam hal ini melalui kelompok Sosek Malindo.
“Kita hanya pada bagian teknis saja,” ucapnya.
 Jakius mengatakan bahwa, saat ini perhatiannya tengah tertuju pada pembebasan Jembatan Tayan yang akan menghubungkan Kalbar dengan provinsi Kalimantan lainnya.
Pembuatan jalan tembus region Kalimantan, termasuk jembatan dan pembebasan tanahnya diperkirakan menghabiskan dana senilai Rp 1 triliyun. Tahun 2009, dari total dana tersebut, pusat telah mengucurkan dana senilai Rp 400 juta. Sedangkan untuk pembebasan lahan Jembatan Tayan seluas kurang lebih 23 Ha, telah dianggarkan dana sebesar Rp 15 miliar.
“Pembebasan lahan ini masuk dalam program 100 hari masa pemerintahan presiden,” tegasnya.
 Di tempat lain, Bupati Sintang, Milton Crosby ketika dimintai komentar tentang pembangunan fisik daerah Jasa, Kecamatan Ketungau Hulu pada 2013 mendatang mengatakan, hal tersebut tidak menjadi masalah. Sebab meskipun di kabupaten belum ada lembaga khusus yang menangani masalah perbatasan, namun pusat telah memberikan perhatian. Antara lain dengan pembangunan tugu perbatasan dengan alokasi dana senilai kurang lebih Rp 300 juta dari pusat.
Milton yakin bahwa di tahun 2010, kawasan perbatasan Jasa sudah bisa digarap. Kucuran dana dari APBN juga dipastikannya akan masuk ke Sintang.
 Ia berkata, saat ini pusat sedang menggodok tentang pembangunan daerah perbatasan. Jadi, tidak hanya perbatasan di darat saja, tapi juga di daerah perairan dan kepulauan. “Kita tidak perlu khawatir karena kita sudah bebaskan lahan seluas 1.000 Ha,” katanya.

Selasa, 09 Februari 2010

Sekilas Kalimantan Barat

Pada tanggal 1 Januari 1957 Kalimantan Barat resmi menjadi provinsi yang berdiri sendiri di Pulau Kalimantan, berdasarkan Undang-undang Nomor 25 tahun 1956 tanggal 7 Desember 1956. Undang-undang tersebut juga menjadi dasar pembentukan dua provinsi lainnya di pulau terbesar di Nusantara itu. Kedua provinsi itu adalah Kalimantan Selatan dan Kalimantan Timur. Secara geografis, Provinsi Kalimantan Barat terletak di antara 108° BT hingga 114° BT, dan antara 2°6LU hingga 3°5LS. Luas wilayah Provinsi Kalimantan Barat adalah 146,807 km2 (7,53% luas Indonesia), merupakan provinsi terluas keempat setelah Papua, Kalimantan Timur dan Kalimantan Tengah.
Daerah Kalimantan Barat termasuk salah satu daerah yang dapat dijuluki provinsi "Seribu Sungai". Julukan ini selaras dengan kondisi geografis yang mempunyai ratusan sungai besar dan kecil yang diantaranya dapat dan sering dilayari. Beberapa sungai besar sampai saat ini masih merupakan urat nadi dan jalur utama untuk angkutan daerah pedalaman, walaupun prasarana jalan darat telah dapat menjangkau sebagian besar kecamatan. Jumlah penduduk di Provinsi Kalimantan Barat menurut sensus tahun 2000 berjumlah 4.073.430 jiwa (1,85% penduduk Indonesia).
Pada zaman pemerintahan Hindia Belanda berdasarkan Keputusan Gubernur Jenderal yang dimuat dalam STB 1938 No. 352, antara lain mengatur dan menetapkan bahwa ibukota wilayah administratif Gouvemement Borneo berkedudukan di Banjarmasin dibagi atas 2 Residents, salah satu diantaranya adalah Residentie Westerafdeeiing Van Borneo dengan ibukota Pontianak yang dipimpin oleh seorang Residen.
Iklim di kalimantan barat adalah tropik basah, curah hujan merata sepanjang tahun dengan puncak hujan terjadi pada bulan Januari dan Oktober suhu udara rata-rata antara 26,0 s/d 27,0 kelembaban rata-tara antara 80% s/d 90%
Daerah Kalimantan Barat dihuni oleh aneka ragam suku bangsa. Suku bangsa mayoritasnya yaitu Dayak, Melayu dan Tionghoa, yang jumlahnya melebihi 90% penduduk Kalimantan Barat. Selain itu, terdapat juga suku-suku bangsa lain, antara lain Bugis, Jawa, Madura, Minangkabau, Sunda, Batak, dan lain-lain yang jumlahnya dibawah 10%.
Bahasa Indonesia merupakan bahasa yang secara umum dipakai oleh masyarakat di Kalimantan Barat. Selain itu, terdapat pula bahasa-bahasa daerah yang juga banyak dipakai seperti Bahasa Melayu, beragam jenis Bahasa Dayak. Menurut penelitian Institut Dayakologi terdapat 188 dialek yang dituturkan oleh suku Dayak dan Bahasa Tionghoa seperti Tiochiu dan Khek/Hakka.
Bahasa Melayu di Kalimantan Barat terdiri atas beberapa jenis, antara lain Bahasa Melayu Pontianak, Bahasa Melayu Sanggau dan Bahasa Melayu Sambas. Bahasa Melayu Pontianak sendiri memiliki logat yang hampir mirip dengan bahas Melayu Malaysia dan Melayu Riau. Mayoritas penduduk Kalimantan Barat memelukagama Islam (57/6%),Katolik (24,1%), Protestan (10%), Buddha (6,4%), Hindu (0,2%), dan lain-lain (1,7%).
Perekonomian
Kalimantan Barat memiliki potensi pertanian dan perkebunan yang cukup melimpah. Hasil pertanian Kalimantan Barat diantaranya adalah padi, jagung, kedelai, dan lain-lain. Sedangkan hasil perkebunan diantaranya adalah karet, kelapa sawit, kelapa, lidah buaya, dan lain-lain.
Perekonomian Kalimantan Barat pada triwulan III-2009 diperkirakan tumbuh sebesar 4,26% (y-o-y), jauh melambat dibanding pertumbuhan tahun sebelumnya yang sebesar 6,62%. Perlambatan ini merupakan rangkaian dampak krisis keuangan internasional yang ditransmisikan melalui penurunan ekspor komoditas pertanian Kalimantan Barat. Nilai ekspor non-migas Kalimantan Barat menurun drastis dari USD169,S juta pada triwulan III-2008 menjadi hanya sebesar USD81,5 juta pada triwulan III-2009.
Belum pulihnya sektor pertanian yang merupakan gantungan sebagian besar rumah tangga di Kalimantan Barat membuat konsumsi rumah tangga yang merupakan mesin utama pertumbuhan ekonomi sisi permintaan hanya mampu tumbuh sebesar 5,68%, jauh di bawah pertumbuhan triwulan III-200S yang sebesar 7,67%. Indikasi melemahnya konsumsi rumah tangga ini antara lain adalah turunnya pertumbuhan kredit konsumsi dan realisasi pembelian kendaraan bermotor serta Nilai Tukar Petani (NTP) yang memburuk.
Di sisi lain, konsumsi pemerintah dan investasi yang diharapkan mengambil peran lebih banyak belum menunjukkan perkembangan kinerja yang signifikan. Hingga bulan September 2009 realisasi belanja APBD Kalimantan Barat baru mencapai 61%, lebih rendah dibanding pencapaian tahun sebelumnya yang sebesar 71%. Investasi yang mulai menggeliat .dan tumbuh hingga 4,18% (y-o-y) juga belum cukup mampu menggantikan peran konsumsi rumah tangga sebagai mesin utama pertumbuhan ekonomi Kalimantan Barat. Peningkatan investasi yang ditopang dengan realisasi kredit investasi perbankan yang hingga September 2009 tumbuh 18,01%, hampir dua kali lipat dibanding pertumbuhan tahun sebelumnya, merupakan sinyal positif bagi proses pemulihan ekonomi Kalimantan Barat.
Perlambatan sisi permintaan selanjutnya membentuk respon sisi penawaran yang juga kurang optimal. Dari sembilan sektor di sisi penawaran, hanya dua sektor yang tumbuh meningkat, yakni sektor industri pengolahan dan sektor pengangkutan dan komunikasi. Tujuh sektor lainnya tumbuh melambat dibanding kinerja tahun sebelumnya. Sektor yang mengalami penurunan kinerja terdalam adalah sektor pertanian. Mengingat sekitar 70% persen rumah tangga di Kalimantan Barat menggantungkan hidupnya di sektor pertanian, penurunan ini akan sangat berpengaruh terhadap kinerja perekonomian Kalimantan Barat secara keseluruhan.
Melambatnya pertumbuhan ekonomi Kalimantan Barat ternyata tidak mengendurkan tekanan harga pada triwulan in-2009. Secara tahunan inflasi justru meningkat menjadi 5,20% (y-o-y), jauh lebih tinggi dari inflasi tahunan nasional pada periode yang sama yang sebesar 2,38%. Secara triwulanan dan bulanan, inflasi Kalimantan Barat cenderung meningkat dan berada di atas level inflasi nasional. Faktor utama adalah tekanan harga pada laporan triwulan adalah naiknya konsumsi rumah tangga selama bulan puasa dan hari raya Idul Fitri.
Komoditas perkebunan yang utama di Provinsi Kalimantan Barat adalah Kelapa sawit dan karet. Kedua komoditas ini ada di hampir seluruh kabupaten di Kalimantan Barat dengan luas lahan potensi untuk kelapa sawit sebesar 1,5 juta hektar dan untuk karet sebesar 1 juta hektar. Saat ini luas lahan yang sudah diusahakan baru seluas 336 ribu ha untuk komoditas kelapa sawit dan 464 ribu ha untuk komoditas karet. Untuk mendukung pengembangan komoditas kelapa sawit, saat ini sudah ada 14 unit pabrik pengolahan kelapa sawit dengan kapasitas terpasang sebesar 665 ton Tebas Buah Sawit (TBS)/jam dan kapasitas terpakai baru sebesar 523 ton TBS/jam. Sedangkan untuk pabrik pengolahan crumb rubber yang ada di Kalimantan Barat sebanyak 8 unit dengan kapasitas terpasang sebesar 229 ribu ton dan kapasitas terpakai baru 114 ribu ton.
Hasil utama untuk tanaman pangan di Kalimantan Barat meliputi lidah buaya, jagung, jeruk dan padi. Di bidang peternakan yang sangat potensial untuk dikembangkan saat ini adalah peternakan ayam ras dan penggemukan sapi. Dengan pangsa pasar yang cukup besar, kedua jenis peternakan ini sangat menjanjikan untuk dapat dikembangkan.
Pulau Kalimantan yang terkenal akan hasil hutannya terutama kayu, walaupun akhir-akhir ini agak meredup karena praktek illegalloggingyang menyebabkan kerusakan hutan, namun secara umum sektor ini masih menjanjikan untuk dikembangkan terutama untuk Hutan Tanaman Industri (HTI). Walaupun sampai sant ini masih belum dalam tahap penelitian dan teridentifikasi, namun potensi pertambangan di Provinsi Kalimantan Barat sangat besar terutama untuk pertambangan bauksit, pasir kuarsa, batu bara, kaolin, emas, granit, pasir sikon, dan gambut.

Selasa, 02 Februari 2010

DAS Ketungau Yang Dulu dan Sekarang

DAS ketungau mengalir di sepanjang  kecamatan yang ada di ketungau, yakni kecamatan ketungau hulu, kecamatan ketungau tengah dan kecamatan hilir. berawal dari kebutuhan sehari sampai pada proses pemenuhan terhadap keperluan rumah tangga semuanya bertumpu pada DAS sungai ketungau.Sehingga DAS ketungau tersebut merupakan sumber air yang sangat vital bagi kebutuhan masyarakat di sepanjang jalur sungai ketungau

Dengan gencarnya pengembangan perkebunan yang di canangkan oleh pemerintah saat ini yakni wilayah  konsesi untuk perkebunan hampir mencapai 10 juta hektar dan sekitar 7,5 juta hektar telah di realisasikan.Adanya Rencana tata ruang wilayah RTRW yang di tujukan di sepanjang jalur perbatasan yang tentunya akan bersentuhan langsung dan berdampak bagi masyarakat di ketungau, yakni dengan kebijakan investasi pembangunan terhadap pengembangan perkebunan kelapa sawit skala besar. untuk saat ini telah gaungkan bahwa akan di alokasikan sekitar 1,8 juta Ha pengembangan perkebunan kelapa sawit di sepanjang perbatasan. jika kita ingin mengkaji lebih lanjut terhadap rencana tersebut jelas sekali hal tersebut akan sangat berdampak terhadap keberadaan DAS ketungau, di mana daerah perhuluan yang seyogyanya sebagai daerah resapan dan sumber air bagi sungai ketungau serta daerah hilir akan sangat bergantung sekali pada daerah perhuluan sungai ketungau.kebijakan terhadap investasi perkebunan yang ada di sepanjang jalur perbatasan yang bersentuhan langsung dengan wilayah masyarakat ketungau jelas akan menimbulkan dampak yang sangat buruk kedepannya, baik itu terhadap sosial budaya masyarakatnya maupun terhadap sumber daya alam yang ada di ketungau.Oleh karena itu memang rencana pengembangan tersebut perlu di kaji kembali serta di tela'ah lebih dalam lagi jangan sampai pada akhirnya akan menimbulkan konflik serta dampak-dampak ekologi yang kurang baik terhadap keberlangsungan masyarakat di ketungau.


 
 

Jumat, 29 Januari 2010

PEMBENTUKAN KABUPATEN KETUNGAU DI SEMINARKAN

Untuk mewacanakan pembentukan Kabupaten Ketungau, LSM Lingkar Ketungau Batas Bersatu (LKBB), menggelar seminar politik bertajuk kajian pemekaran Kabupaten Ketungau. Seminar yang dilaksanakan di Gedung Pancasila, Selasa (26/ 1) ini, hadir sejumlah tokoh masyarakat asal Ketungau. Antara lain mantan bupati Sintang, Simon Jalil, F.Mitjang dan para tokoh adat dari 3 Kecamatan Ketungau. Selain itu, panitia juga menghadirkan Milton Crosby, Bupati Sintang sebagai salah satu narasumber.

Mantan bupati Sintang, Simon Jalil, mengatakan bahwa wacana pemekaran ini digulirkan karena pemerintah telah memberikan peluang melalui Undang-undang yang dituangkan dalam Kepres tentang daerah perbatasan. Hanya saja menurutnya pemekaran harus dikaji secara komprehensif dengan melihat banyak indikator.

Ia mengatakan peluang untuk pemekaran Kabupaten Ketungau sangat mungkin untuk mendapatkan perhatian lebih cepat dari pusat. Sebab menurutnya banyak daerah lain, misalnya Maluku Utara, Bangka Belitung dan Kepulaun Riau yang juga mengajukan pemekaran dengan alasan daerah kepulauan, perbatasan dan juga daerah konflik serta daerah yang mempunyai cirri khas tertentu.

“Pemekaran Kabupaten Ketungau memenuhi salah satu unsur itu. Apalagi, Ketungau berbatasan langsung dengan Malaysia,” jelasnya.

Dengan pemekaran di wilayah perbatasan, menurutnya ini merupakan salah satu upaya untuk memperkuat security belt NKRI. Karena, ada banyak hal yang terjadi di daerah perbatasan, sementara penanganannya sangat sulit dilakukan lantaran jauhnya jangkauan pelayanan.

“Salah satu masalah yang terjadi adalah pergesaran patok perbatasan. Belum lagi dugaan pencurian sumber daya alam kita. Misalnya batubara di daerah perbatasan yang dikerok dari bawah tanah. Dengan hal ini, maka pembentukan Kabupaten Ketungau sangat pandang perlu,” ucapnya.

Disinggung mengenai potensi daerah, Simon Jalil, mengatakan semua itu tergantung dari good will pemerintah pusat. Apakah memberikan peluang pada Pemda untuk mengolah SDA yang dimilikinya atau tidak. Daerah Ketungau kaya akan sumber daya alam seperti minyak dan batubara yang

belum dimanfaatkan dengan maksimal dan mampu untuk menopang daerah pemekaran itu. “Tinggal bagaimana sinergi dari masyarakat dan pemerintah untuk mengolah sumber daya yang ada untuk kepentingan bersama,” kata Simon.

Di kesempatan yang sama, Ketua LSM LKBB, Wallusent Ganyon mengatakan salah satu alasan mengapa warga Ketungau menginginkan pembentukan Kabupaten Ketungau adalah kesenjangan pembangunan di kawasan perbatasan itu sendiri. Menurutnya warga Ketungau telah ikut berjuang sejak zaman konfrontasi dengan Malaysia pada pemberontakan PGRS Paraku dulu. Akan tetapi, setelah semua usai masyarakat tidak merasakan sepenuhnya pembangunan yang dilakukan oleh pemerintah. Apalagi sejumlah perusahaan masuk ke wilayah Ketungau cenderung hanya mengambil keuntungan saja.

“Yang paling mencolok dalam kesenjangan pembangunan adalah keberadaan infrastrukur jalan. Bayangkan saja, dalam kondisi hujan warga Ketungau yang ingin pergi ke ibukota kabupaten harus menginap di jalan,” terangnya. Hal tersebut, menurutnya sangat kontradiksi dengan potensi sumber daya alam yang ada di dalam perut bumi Ketungau.

Padahal menurutnya jalan merupakan akses utama untuk pembangunan dan pengembangan daerah. Dengan jalan pula, maka kesejahteraan masyarakat akan meningkat. Sebab setinggi apapun potensi suatu daerah jika tidak didukung keberadaan jalan untuk memasarkan, maka tidak akan ada artinya.

Bupati Sintang, Milton Crosby, mengaku sangat menyambut baik wacana pemekaran Kabupaten Ketungau. Mengingat tujuan pembangunan kawasan perbatasan adalah percepatan pembangunan dan pemberian pelayanan yang lebih baik kepada masyarakat. Apalagi dari sejumlah daerah Kalbar yang berbatasan langsung dengan Malaysia, hanya pembangunan kawasan perbatasan Sintang yang belum ditangani secara serius.

Kamis, 28 Januari 2010

Pemekaran ketungau ... ?

SINTANG. Wacana pemekaran wilayah perbatasan di Kabupaten Sintang, meliputi tiga kecamatan yakni Ketungau Hilir, Ketungau Tengah dan Ketungau Hulu, kian deras mengalir. Salah satu menjadi alasan, kenapa wilayah Ketungau, mesti dimekarkan menjadi sebuah kabupaten baru di Kalbar, yakni untuk beranjak dari keterpurukkan yang mendera masyarakat di wilayah tersebut selama ini.

Hal itu terungkap dalam seminar politik dan kajian pemekaran Kabupaten Ketungau, berlangsung di Gedung Pancasila, Sintang, Selasa (26/1) kemarin. Hadir dalam kesempatan tersebut Bupati Sintang, Drs Milton Crosby M Si, Kapolres Sintang, AKBP Drs Firly R Samosir M Si, mantan Bupati Sintang era 2000-2005, Drs Elyakim Simon Djalil, Kartiyus SH, M.Si tokoh masyarakat Ketungau dan juga Kepala Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil (Disdukcapil) Kabupaten Sintang.

“Wilayah Ketungau, jauh tertinggal dari daerah lainnya. Untuk mengejar itu, tak ada jalan lain, kita harus merintis pemekaran wilayah ini, agar menjadi sebuah kabupaten baru,” tegas Walusen Ganyon, salah seorang penggagas pemekaran Kabupaten Ketungau pada kesempatan tersebut.

Dipaparkan, secara letak geographies dan jumlah penduduk serta luas wilayah. Ketungau sudah memenuhi persyaratan, selanjutnya akan dilaksanakan kajian dengan lembaga resmi, untuk mengetahui sejauh mana kelayakan Ketungau ini dimekarkan. “Beberapa syarat telah kita penuhi. Tinggal menunggu langkah selanjutnya, melalui penelitian lembaga perguruan tinggi,” ujarnya.

Ditegaskan, kegiatan seminar tersebut, tidak ada kaitannya dengan momentum Pilkada. Bahkan, ia sempat mengimbau agar warga yang berada di Ketungau, untuk menggunakan hak pilihnya sesuai hati nurani pada Pilkada Sintang mendatang. “Ini tidak ada unsur atau muatan politis nya. Murni aspirasi masyarakat yang berkembang lantas kita seminar kan terlebih dahulu,” tegasnya.

Sementara Bupati Sintang Drs Milton Crosby M Si dalam sambutannya mengatakan, pihaknya menyambut baik ide atau wacana pemekaran tersebut selama dalam bingkai demi kepentingan masyarakat. Apalagi fakta memberikan peluang untuk melaksanakan pemekaran ini. “Kita sambut baik ide ini. Pembentukan kabupaten baru, memang sangat dibutuhkan untuk menopang terwujudnya Provinsi Kapuas Raya,” tukasnya.

Dipaparkan, filosofis pemekaran wilayah pada dasarnya, untuk mendekatkan pelayanan publik dari pemerintah kepada masyarakat. Soalnya, dengan dekatnya pelayanan masyarakat, maka akan terwujud ketepatan dan kecepatan pelayanan, sehingga kesejahteraan masyarakat dapat lebih ditingkatkan.

Bukan itu saja, landasan yuridis mengenai pemekaran hendaknya dipatuhi yakni Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 78 Tahun 2007. Dimana menuangkan spesifikasi kelayakan wilayah yang akan dimekarkan, yang mana harus memenuhi tiga persyaratan utama yakni administratif, teknis serta kewilayahan.

“Secara kewilayahan, jelas layak karena berada di gerbang perbatasan. Namun, ada persyaratan yang lain mesti dipenuhi,” tandasnya.

Intinya kata Milton, pihaknya sangat setuju dengan adanya gagasan untuk pemekaran Kabupaten Ketungau tersebut. “Kita setuju dan mendukung ide ini. Mestinya ke depan semakin dikobarkan semangat untuk pemekaran ini,” katanya.

Jumat, 15 Januari 2010

Tambang merambah kabupaten sintang

ekspansi pertambangan batu bara oleh salah satu perusahaan milik malaysia yang di bukit selantik perbatasan Malindo, info sekarang bahwa perusahaan tersebut sudah masuk sekitar 3 km lebih ke wilayah indonesia lewat sebuah tereowongn, dan di sekitar wilayah terowongn tersebut sangat di jaga ketat oleh pihak perusahaan dan bahkan militer malaysia juga.menurut salah satu warga di sana yang katanya sudah pernah datang ke wilayah terowongan tersebut,memang ada campur tangan kuat dari oknum militer indonesia sehingga dapat memuluskan ekspansi pertambangan yang masuk sampai 3 km lebih ke wilayah indonesia., klo hal tersebut memang ada artinya pagar makan tanaman dong. ne aja update terkini dari senaning-jasa.

Dari eksplorasi terhadap kadar batu bara yang di lakukan oleh tim laboratorium geologi universitas pembangunan nasional (UPN)veteran yogyakarta mengungkapkan bahwa kabupaten sintang memiliki cadangan kadar batu bara hampir mencapai 5000 kalori, hasil tersebut berdasarkan survey dan penelitian yang dilakukan di 2 kecamatan yakni kecamatan ketungau hulu dan kecamatan Dedai.begitu juga dengan niat pemerintah yang berkeinginan besar untuk mengembangkan investasi di bidang perkebunan, salah satunya sektor perkebunan kelapa sawit pengembangan perkebunan tersebut seharusnya di kaji ulang sehingga tidak mengabaikan faktor-faktor lainnya.
Di mana geliat investasi begitu bomming di setiap daerah sekaligus di sisi lain merupakan ancaman terhadap lingkungan dan keberadaan masyaraakat lokal yang sehari-harinya mengantungkan kehidupannya dari hasil sumber daya alam.