BESAUM KE PENEMU NGEMANSANG KE MENUA BALA KABAN KITAI KETUNGAU NYADI KESUTIK TUJU

Kamis, 25 Februari 2010

17-an di wilayah perbatasan ketungau hulu

Perjalanan menuju Kecamatan Ketungau Hulu, kecamatan yang beberapa wilayahnya berbatasan langsung dengan Malaysia, kian mudah dilakukan. Hal ini terdukung oleh sarana jalan yang terus dibenahi, sejalan dengan keberadaan unit pemeliharaan jalan dan jembatan (UPJJ). Sebelumnya perjalanan ke perbatasan harus ditempuh selama kurang lebih 6-7 jam dalam kondisi hari terang. Kini, perjalanan ke Senaning ibu kota Kecamatan Ketungau Hulu, bisa dilakukan dalam waktu 4 jam saja. Namun jangan ditanya bila musim hujan tiba, karena perjalanan ke kecamatan perbatasan, butuh waktu belasan jam.

Dalam rangka menutup rangkaian HUT RI ke 64 di Kecamatan Ketungau Tengah, iringan-iringan mobil rombongan bupati hanya memerlukan waktu sekitar 4 jam. Rombongan berangkat dari pendopo kediaman bupati sekitar pukul 10.30 Wib. Setelah beberapa kali beristirahat sekitar pukul 16.00 Wib, rombongan telah memasuki Kecamatan Ketungau Hulu, dan disambut dengan adat setempat.Usai acara penyambutan, bupati dan rombongan langsung dibawa ke lapanga Dwikora. Di lapangan tersebut tengah berlangsung pertandingan final sepak bola, antara kesebelasan Desa Jasa dan Mitra Perkasa Desa Senaning. Hingga permainan usai, kedua kesebelasan tidak bisa membobol gawang lawan. Setelah wasit melakukan penambahan waktu selama 2 kali 15 menit, melalui tendangan Wiliam pemain asal Desa Jasa, gawang Mitra Perkasa bisa dibobol. Kedudukan pun menjadi 1- 0, untuk kesebelasan Desa Jasa, hingga akhir pertandingan.Acara di lapangan Dwikora, selanjutnya dimulai pukul 20.00 Wib. Ribuan masyarakat memadati lapangan, dihibur dengan berbagai tarian daerah dan penampilan siswa-siswi SD, SMP dan SMA setempat. Selain itu, panitia juga menjadikan malam puncak peringatan HUT RI ke 64, sebagai ajang pembagian hadiah dari berbagai perlombaan yang digelar. Antara lain bola voli, sepak bola. Sepak takraw, cerdas cermat, dasa wisma dan lomba menyanyikan lagu perjuangan.

Malam itu, bupati juga didaulat menyerahkan piagam penghargaan kepada pasukan pengibar bendera Kecamatan Senaning. Masyarakat juga dihibur dengan penampilan 2 artis lokal. Bupati didaulat melantunkan dua lagu dan berjoget dengan masyarakat. Suasana nampak meriah, meskipun gerimis turun ke bumi. Sekitar pukul 23.00 malam, rombongan bupati kembali bergerak menuju Sintang. Kali ini perjalanan menuju Sintang memerlukan waktu lebih lama. Pasalnya, hujan telah membasahi jalan dan menyebabkan jalan menjadi licin. Derik rem mobil dan goyangan ban yang seolah mencari pegangan tanah keras di beberapa titik jalan, mewarnai perjalanan kami malam itu. Pelan namun pasti, akhirnya sekitar pukul 04.00 dini hari, rombongan tiba kembali di Sintang.

MUSDAT agar bisa suarakan aspirasi masyarakat ketungau hulu

SENANING-Para tumenggung, ketua adat, kepala desa dan tokoh adat masyarakat dari 18 desa dan dusun yang ada di Kecamatan Ketungau berkumpul di Senaning guna mengikuti musyawarah adat Dewan Adat Dayak. Musdat yang dilaksanakan di Gedung Serbaguna ini, dibuka Bupati Sintang Drs Milton Crosby M Si, (3/2) lalu.
Kainan, ketua panitia menjelaskan bahwa peserta musdat yang berjumlah 60 orang, akan membahas AD/ART DAD, memilih pengurus DAD periode 2010-2013, dan merencanakan program kerja. “Kami berharap dengan musdat ini dan adanya ketua baru ke depanya organisasi DAD di Kecamatan Ketungau Hulu semakin berwibawa dan mampu berperan dalam baik dalam melindungi masyarakat adat dan menegakan hukum adat,” tegas Kainan.
Pj Ketua DAD Ketungau Hulu Yoel Marwan, SH mengatakan masyarakat adat merupakan bagian integral dari NKRI yang keberadaanya harus dijaga dan dipelihara. “Masyarakat adat tidak terlepas dari hukum adat dan hukum adat hidup ditengah masyarakat adat yang mempunyai hak untuk hidup dan berkembang,” sambungnya..
Camat Ketungau Hulu Gambang, S Sos berharap dengan musdat tersebut, DAD Ketungau Hulu bisa menyusun program kerja yang efektif  dan produktif di masa yang akan datang sehingga bisa menunjukkan eksistensi DAD dengan terus bergerak dan menjalankan tugas dengan baik.
“Saya berharap DAD bisa terus menyuarakan kepentingan masyarakat adat demi keadilan dan kesejahteraan. Kita juga harus mengangkat berbagai kearifan dan budaya lokal. DAD merupakan mitra strategis pemerintah kecamatan dalam pembangunan masyarakat,” katanya.
Sekretaris Umum DAD Kabupaten Sintang Drs Askiman, MM mengungkapkan selama ini Pemkab Sintang sudah banyak membantu kinerja DAD Kabupaten Sintang sehingga bisa melaksanakan dan mengikuti gawai Dayak tingkat kabupaten, propinsi dan nasional. “Selama ini kepentingan masyarakat adat selalu mendapatkan dukungan dari Pemkab Sintang dan DPRD Sintang. Kita akan terus dorong agar DAD di kecamatan bisa menggali seluas-luasnya potensi hukum adat dan berupaya agar hukum adat yang ada bisa dibukukan agar tidak hilang,” terang Askiman.
Sementara Bupati Sintang mengungkapkan fakta sejarah dunia yang mencatat ada dua suku yang sudah hilang yakni suku Inca dan Maya. “Jangan sampai Suku Dayak seperti itu, maka mari kita bangun kebersamaan dan persatuan, menggali nilai seni budaya serta menjaga dan melestarikannya,” harapnya.
Milton menyarankan agar hukum adat yang ada bisa dibukukan agar tidak hilang dan tetap eksis. Saya juga mendorong agar nilai seni seperti Janeh, Kana dan nyanyian adat lainnya bisa direkam dan didokumentasikan. “enda cagar seni seperti Kelaik dari Kayan, perisai hiasan dan gendang dari Belebuk bisa terus diproduksi” jelas.
Usai membuka musdat, Bupati Sintang melanjutkan kegiatannya di Desa Sungai Seria guna mengadakan tatap muka dengan masyarakat di Balai Desa setempat. Usai acara tatap muka, Bupati Sintang langsung kembali pulang ke Sintang.
Sementara dua acara lainnya dilanjutkan rombongan lainnya yakni penanaman perdana bibit karet oleh Kepala Dinas Pekerjaan Umum, Sekretaris Dinsosnakertrans, Sekretaris Kecamatan Ketungau Hulu, dan  Kasat Pol PP. Bibit karet merupakan bantuan dari program P2WP dari Kementerian Pembangunan Daerah Tertinggal yang berjumlah 50 ribu bibit karet.
Penancapan tiang pertama pembangunan Gedung Taman Kanak-Kanak dilaksanakan oleh Kepala Dinas Pekerjaan Umum Drs. Ignatius Juan, MM. Biaya pembangunan TK tersebut bersumber dari dana PNPM-MP  sebesar 90 juta. Menurut Kepala Desa Sungai Seria D. Kelemen, Gedung TK nantinya berukuran 6,5 x 18 meter  yang terbagi 3 lokal.

Gawai dayak kab sintang

Hari kedua pelaksanaan Gawai Adat Dayak Kabupaten Sintang Tahun 2008 digelar berbagai kegiatan. Menariknya, ketika dilaksanakan rapat Dewan Adat Dayak (DAD) se-Kabupaten Sintang, terlontar kesepakatan untuk menggelar Musyawarah Adat (Musdat) hari ini, Sabtu (28/6).
Diantara kegiatan yang digelar, yaitu pangkak gasing dan melukis dengan motif adat Dayak. Sementara pada malam harinya, dilangsungkan babak penyisihan Pemilihan Bujang Dara Gawai Adat Dayak Kabupaten Sintang 2008 serta perlombaan tari-tarian. “Berbagai kegiatan telah kita laksanakan. Malam ini ( kemarin malam, red) akan dilaksanakan penutupan oleh Bapak Bupati. Hasil rapat pengurus DAD tadi menelorkan sebuah hasil, yaitu akan dilaksanakan Musdat pada besok (hari ini, Sabtu, red). Musdat kali ini akan diketuai Drs Mikail Abeng MM dengan Sekretaris Pelaksana Fransiskus SH,” ungkap Drs Askiman MM, Ketua Pelaksanaan Gawai Adat Dayak.
Kesepakatan untuk melaksanakan Musdat Dayak Kabupaten Sintang hari ini, rencananya akan dilangsungkan di Ruang Sidang Utama Gedung DPRD Kabupaten Sintang. Musdat itu kata Askiman, diantaranya membahas berbagai persoalan dan mengatur program DAD Kabupaten Sintang ke depan. Hal ini demi kemajuan dan kemandirian, termasuk penyegaraan kepengurusan. “Banyak persoalan dan permasalahan yang akan dibahas. Hal itu dilaksanakan demi untuk kemajuan dan kelanggengan budaya yang ada di suku Dayak agar tidak punah karena derasnya arus globalisasi. Bahkan, juga akan dilaksanakan penyegaran jajaran kepengurusan,” paparnya.
Sementara di Gedung Indoor Apang Semangai sedang dilangsungkan lomba melukis dengan motif Dayak. Yosef salah satu peserta dari Kecamatan Ketungau Hulu, Kabupaten Sintang terlihat sedang seksama mewarnai lembaran kertas yang dijadikan kanvas untuk melukis. Remaja ini mengenakan baju khas Dayak dengan Mandau terselip dipinggangnya. Ia menamai lukisannya dengan judul Pakis Muda. “Mudah-mudahan bisa berhasil. Lukisan ini namanya Pakis Muda. Sesuai dengan khas orang Ketungau Hulu,” ujarnya pendek.
Selain itu, didalam bangunan Gedung Indoor kesibukan mulai terlihat. Para panitia sedang melakukan persiapan untuk acara penutupan. Malam penutupan diperkirakan akan berlangsung semarak dan meriah, karena akan menyajikan tari-tarian dari 14 kecamatan yang ada di Kabupaten Sintang.

Pembangunan kawasan perbatasan jasa ketungau hulu masih minim

Di Kalimantan Barat, ada lima kabupaten yang wilayahnya berbatasan langsung dengan Malaysia. Yaitu, Sambas, Bengkayang, Sanggau, Sintang dan Kapuas Hulu. Dua daerah yang berbatasan langsung dengan Malaysia, dipastikan akan mempunyai border atau pintu perbatasan yang dibangun pada 2010. Yaitu, Aruk dan Jagoi Babang, masing-masinng di Kabupaten Sambas dan Bengkayang. Sedangkan dua kabupaten lain, Sintang dan Kapuas Hulu baru direncanakan akan dibuatkan pintu perbatasan pada tahun 2012. Satu daerah perbatasan, Entikong telah dibuatkan pintu masuk beberapa tahun belakangan ini.
“Salah satu syarat yang harus dipenuhi adalah, pemerintah daerah harus menyiapkan dan membebaskan lahan kurang lebih seluas 100 Ha,” kata Jakius.
Sedangkan tentang penentuan titik nol yang akan menjadi penentuan awal letak pembangunan perbatasan, pembicaraannya dilakukan oleh dua negara. Dalam hal ini melalui kelompok Sosek Malindo.
“Kita hanya pada bagian teknis saja,” ucapnya.
 Jakius mengatakan bahwa, saat ini perhatiannya tengah tertuju pada pembebasan Jembatan Tayan yang akan menghubungkan Kalbar dengan provinsi Kalimantan lainnya.
Pembuatan jalan tembus region Kalimantan, termasuk jembatan dan pembebasan tanahnya diperkirakan menghabiskan dana senilai Rp 1 triliyun. Tahun 2009, dari total dana tersebut, pusat telah mengucurkan dana senilai Rp 400 juta. Sedangkan untuk pembebasan lahan Jembatan Tayan seluas kurang lebih 23 Ha, telah dianggarkan dana sebesar Rp 15 miliar.
“Pembebasan lahan ini masuk dalam program 100 hari masa pemerintahan presiden,” tegasnya.
 Di tempat lain, Bupati Sintang, Milton Crosby ketika dimintai komentar tentang pembangunan fisik daerah Jasa, Kecamatan Ketungau Hulu pada 2013 mendatang mengatakan, hal tersebut tidak menjadi masalah. Sebab meskipun di kabupaten belum ada lembaga khusus yang menangani masalah perbatasan, namun pusat telah memberikan perhatian. Antara lain dengan pembangunan tugu perbatasan dengan alokasi dana senilai kurang lebih Rp 300 juta dari pusat.
Milton yakin bahwa di tahun 2010, kawasan perbatasan Jasa sudah bisa digarap. Kucuran dana dari APBN juga dipastikannya akan masuk ke Sintang.
 Ia berkata, saat ini pusat sedang menggodok tentang pembangunan daerah perbatasan. Jadi, tidak hanya perbatasan di darat saja, tapi juga di daerah perairan dan kepulauan. “Kita tidak perlu khawatir karena kita sudah bebaskan lahan seluas 1.000 Ha,” katanya.